Pages

Jumat, 10 Oktober 2014

SISTEM TERDISTRIBUSI

Sistem terdisitribusi merupakan kumpulan autonomous computers yang terhubung melalui sistem jaringan computer dan dilengkapi dengan system software tedistribusi untuk membentuk fasilitas computer terintegrasi.

Proses:

-          Dijalankan secara bersamaan (execute concurrently)
-          interaksi untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan yang sama
-          mengkoordinasikan aktifitas dan pertukaran informasi yaitu pesan yang dikirim melalui jaringan komunikasi


A.    Karakteristik Sistem Terdistribusi
Dalam system terdistribusi terdapat beberapa karakteristik yaitu :

1. No global clock
- Terdapat batasan pada ketepatan proses sinkronisasi clock pada sistem terdistribusi, oleh karena asynchronous message passing
- Pada sistem terdistribusi, tidak ada satu proses tunggal yang mengetahui global state sistem saat ini (disebabkan oleh concurrency dan message passing)

2. Independent failure
- Kemungkinan adanya kegagalan proses tunggal yang tidak diketahui
- Proses tunggal mungkin tidak peduli pada kegagalan sistem keseluruhan

3. Concurrency of components
- E.g. Beberapa pemakai browser mengakses suatu halaman web secara bersamaan.

B.     Model Sistem Terdistribusi

       1.      Client Server


Sistem client-server mempunyai satu atau lebih proses client dan satu atau lebih proses server, dan sebuah proses client dapat mengirim query ke sembarang proses server. Client bertanggung jawab pada antar muka untuk user, sedangkan server mengatur data dan mengeksekusi transaksi. Sehingga suatu proses client berjalan pada sebuah personal computer dan mengirim query ke sebuah server yang berjalan pada mainframe.
Arsitektur ini menjadi sangat popular untuk beberapa alasan. Pertama, implementasi yang relatif sederhana karena pembagian fungsi yang baik dan karena server tersentralisasi. Kedua, mesin server yang mahal utilisasinya tidak terpengaruh pada interaksi pemakai, meskipun mesin client tidak mahal. Ketiga, pemakai dapat menjalankan antarmuka berbasis grafis sehingga pemakai lebih mudah dibandingkan antar muka pada server yang tidak user-friendly. perlu diingat batasan antara client dan server dan untuk menjaga komunikasi antara keduanya yang berorientasi himpunan. Khususnya membuka kursor dan mengambil tupel pada satu waktu membangkitkan beberapa pesan dan dapat diabaikan.

       2.    Multiple Server

Service disediakan oleh beberapa server. Server menggunakan replikasi atau database terdistribusi. Tujuannya untuk  kehandalan.
Contoh : sebagian besar layanan web komersial diterapkan melalui server fisik yang berbeda
       3.      Proxy Server
Proxy server menyediakan hasil copy (replikasi) dari resource yang di atur oleh server lain. Biasa nya proxy server di pakai untuk menyimpan hasil copy web resources. Ketika client melakukan request ke server, hal yang pertama dilakukan adalah memeriksa proxy server apakah yang diminta oleh client terdapat pada proxy server. Proxy server dapat diletakkan pada setiap client atau dapat di pakai bersama oleh beberapa client. Tujuannya adalah meningkatkan performance dan availibity dengan mencegah frekwensi akses ke server.
       4.      Peer to Peer
Bagian dari model sistem terdistribusi dimana sistem dapat sekaligus berfungsi sebagai client maupun server. Sebuah arsitektur di mana tidak terdapat mesin khusus yang melayani suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya dalam jaringan dan semua kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal sebagai peer. Pola komunikasi yang digunakan berdasarkan aplikasi yang digunakan. Peer-to-peer merupakan model yang paling general dan fleksible.
C.    Permasalah Sistem Terdistribusi
Masalah dengan sistem terdistribusi yang dapat dimunculkan antara lain berkaitan dengan :
       1.      Software - bagaimana merancang dan mengatur software dalam Distribusi Sistem
       2.      Ketergantungan pada infrastruktur jaringan
       3.      Kemudahan akses ke data yang di share, memunculkan masalah keamanan
Dalam setiap penggunaan suatu sistem, banyak sekali ditemui permasalahan – permasalahan yang muncul, begitu juga dengan sistem terdistribusi. Selain permasalahan – permasalahan yang akan dihadapi terdapat tantangan – tantangan dalam sistem terdistribusi.
      D.    Tantangan Sistem Terdistribusi
Tantangan yang ada dalam Sistem Terdistribusi yaitu :
      1.      Keheterogenan komponen (heterogenity)
      2.      Keterbukaan (openness)
      3.      Keamanan (security)
      4.      Scalability
      5.      Penanganan kegagalan (failure handling)
      6.      Concurrency of components
      7.      Transparansi

      1.      Keheterogenan

-          Suatu sistem terdistribusi dapat dibangun dari berbagai network, operation system hardware dan programming language yang berbeda.
-          IP dapat digunakan utk mengatasi perbedaan jaringan.
-          Middleware mengatasi perbedaan lainnya.

      2.      Keterbukaan
-          Mendukung extensibility.
-          Setiap komponen memiliki antarmuka (interface), yg di-publish ke komponen lain.
-          Perlu integrasi berbagai komponen yg dibuat oleh programmer atau vendor yg berbeda.

      3.      Keamanan
-          Shared resources & transmisi informasi rahasia perlu dilengkapi dengan enkripsi.
-          Cegah denial of service.

      4.      Scalability
-          Penambahan pemakai membutuhkan penambahan resource yg konstan.
-          Cegah bottleneck. Jika perlu, gunakan replikasi.

      5.      Penanganan Kegagalan
-          Setiap proses (komputer atau jaringan) dapat mengalami kegagalan secara independen.
-          Komponen lain harus tetap berjalan dgn baik.

      6.      Concurrency
-          Multiple users with concurrent requests to a shared resources.
-          Setiap resource hrs aman di lingkungan tersebut di atas.

      7.      Transparansi

Transparan: bagi pemakai, keberadaan beberapa komponen tampak sebagai satu sistem saja.

       -          Access transparency:
Local & remote resources dapat diakses dengan operasi yg sama.

       -          Location transparency:
Resource dapat diakses tanpa tahu di mana lokasinya.

       -          Concurrency transparency:
Beberapa proses dapat sama-sama menggunakan suatu resource tanpa saling interferensi.

       -          Replication transparency:
Pemakai maupun pemrogram aplikasi tidak perlu mengetahui adanya replikasi resource, yang dapat meningkatkan kehandalan dan unjuk kerja.

       -          Failure transparency:
Pemakai dan pemrogram aplikasi dapat menyelesaikan tugasnya walaupun ada kegagalan hardware atau software.

       -          Mobility transparency:
Resource dan klien dapat berpindah tanpa mempengaruhi operasi pemakai atau program.

       -          Performance transparency:
Sistem dapat dikonfigurasi ulang untuk meningkatkan unjuk kerja, sejalan dengan perubahan beban sistem.

       -          Scaling transparency:
Sistem dan aplikasi mudah bertambah luas tanpa perubahan struktur sistem dan algoritma aplikasi.



  

0 komentar:

Posting Komentar