A.
Individu
Individu berasal
dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata
individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya
dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula
diartikan sebagai manusia. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi
terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan
aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat
pada aspek yang lainnya. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya
suatu masyarakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha
mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras
dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada
dirinya.
B.
Keluarga
Ki Hajar
Dewantara sebagai tokoh
pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang
karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu
gabungan yang hakiki, esensial dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan
itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga
“kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.
Keluarg inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Keluarg inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
C.
Masyarakat
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan hidup, norma-norma,
adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan,
norma-norma, dan adat istiadat itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam
lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Suatu kelompok masyarakat dapat berupa
suatu suku bangsa, atau juga berlatar belakang dari berbagai suku. Dalam
pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu masyarakat sederhana dan masyarakat maju (modern).
D.
Permasalah dalam Keluarga
Dalam keluarga orang
tua selalu mengajarkan dan mendidik anak-anakna agar kelak dalam kehidupannya
mampu bertindak dalam masyarakat. Mereka harus mengikuti norma-norma dan nilai
social yang berlaku. Orang tua mendidik anaknya dengan norma-norma agama,
kesopanan, adat istiadat dan norma-norma lainnya tentu memiliki tujuan. Tujuan
mereka adalah agar anaknya kelak menjadi orang yang berguna, manusia yang
berbudi luhur dan mampu bersosialisasi di masyarakat dengan baik.
Penyimpangan sosial
yang terwujud dalam tindakan yang menyimpang, banyak dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan kehidupan social di masyarakat. Suatu keluarga yang tidak
harmonis, akan berpengaruh terhadap perilaku anak-anaknya. Misalnya, orang tua yang
sering bertengkar didepan anak-anaknya, menyebabkan anak kehilangan pegangan
dan frustasi. Hal ini mendorong si anak terjerumus pada tindakan-tindakan yang
menyimpang seperti mabuk-mabukan, menggunakan narkoba dan bentuk –bentuk
tindakan lainnya.
Beberapa factor yang
menyebabkan sosialisasi dalam keluarga tidak berjalan dengan baik, sebagai
berikut :
1.
Anak selalu dimanjakan orang tua, anak yang berbuat salah
selalu dibela dan dianggap benar. Akibatnya, anak akan bertindak sesuka hatinya
karena yang selalu diperbuat dianggap benar.
2. Orang tua selalu sibuk sehingga tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan perhatian dan kasih saying kepada anak.
3.
Kedua orang tua selalu bertengkar dan tidak pernah harmonis.
4.
Orang tua yang selalu keras dan mengekang anak. Anak tidak
memiliki kebebasan sama sekali.
5.
Perilaku orang tua yang menjadi panutan dalam keluarga tidak
mencerminkan contoh yang baik.
Cara
mengatasi masalah sosial dalam keluarga :
1.
Pilih waktu untuk bicara
Pilihlah
waktu untuk bicara dengan keluarga, misalnya pasangan atau anak dengan tepat.
Pilihlah waktu yang sekiranya keluarga anda sedang santai.
2.
Ungkapkan masalah dengan jujur
Jangan
pernah berpikiran bahwa keluarga tahu apa yang akan anda bicarakan. Oleh karena
itu, bicarakan sejelas dan sejujur mungkin tentang masalah yang ada.
3.
Dengarkan
Dengarkan
apapun penjelasan atau ungkapan hati keluarga anda. Jangan menyela pembicaraan
karena bisa menimbulkan kesalahpahaman.
4.
Buat solusi
Tujuan
utama dari dilakukannya pembicaraan mengenai masalah keluarga ini adalah adanya
solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
Dalam sebuah
keluarga, komunikasi merupakan hal yang sangan penting. Komunikasi yang
terjalin baik antar anggota keluarga akan membuat hubungan keluarga semakin harmonis.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar